Makatak heran Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkan amalan ringan tapi nilainya berat itu. "Ya Allah berilah hamba istiqamah dalam menjalankan amalan sesuai tuntutan Rasulullah SAW." begitu banyak amanah yang telah diberikan Allah SWT kepada kita yang seringkali abaikan, saking seringnya hingga kita tak lagi merasa bahwa hal itu adalah

Meyakini akan keberadaan Tuhan menjadi hal yang utama untuk kamu lakukan sebagai bentuk rasa percaya kepada-Nya. Tuhan tidak pernah meninggalkan kita sendirian dan akan selalu yang dimiliki-Nya sangat abadi sehingga kamu wajib memujinya. Berikut terdapat 22 ayat Alkitab tentang kesetiaan Tuhan mulai dari Ulangan 79 hingga 1 Korintus 19. Baca Juga 5 Cara Mengapresiasi Pasangan yang Sudah Setia Bersamamu 1. Makna kesetiaan menurut ayat-ayat Alkitabilustrasi alkitab BurdenTuhan telah melimpahkan banyak kasih kepada kita dan tidak akan pergi saat kita membutuhkan-Nya. Karena itu, kuatkanlah iman dan kesetiaan Ulangan 79Sebab itu haruslah kau ketahui, bahwa TUHAN, Allahmu, Dialah Allah, Allah yang setia, yang memegang perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya, sampai kepada beribu-ribu Ratapan 322-23Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!3. Mazmur 9710Hai orang-orang yang mengasihi TUHAN, bencilah kejahatan! Dia, yang memelihara nyawa orang-orang yang dikasihi-Nya, akan melepaskan mereka dari tangan orang-orang Mazmur 914Dengan kepak-Nya, Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar Mazmur 10317-18Tetapi kasih setia TUHAN dari selama-lamanya sampai selama-lamanya atas orang-orang yang takut akan Dia, dan keadilan-Nya bagi anak cucu, bagi orang-orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan yang ingat untuk melakukan Hosea 66Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban Amsal 33-4Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta 1 Tesalonika 524Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya. 2. Ayat Alkitab tentang kesetiaan untuk doa sehari-hariilustrasi berdoa Memanjatkan doa wajib dilakukan setiap hari. Tidak hanya doa meminta rezeki, namun yang utama adalah mengharap Tuhan tetap setia berada di sisi Yesaya 251Ya TUHAN, Engkaulah Allahku; aku mau meninggikan Engkau, mau menyanyikan syukur bagi nama-Mu; sebab dengan kesetiaan yang teguh Engkau telah melaksanakan rancangan-Mu yang ajaib yang telah ada sejak Mazmur 4011Keadilan tidaklah kusembunyikan dalam hatiku, kesetiaan-Mu dan keselamatan dari pada-Mu kubicarakan, kasih-Mu dan kebenaran-Mu tidak kudiamkan kepada jemaah yang Mazmur 3728Sebab TUHAN mencintai hukum, dan Ia tidak meninggalkan orang-orang yang dikasihi-Nya. Sampai selama-lamanya mereka akan terpelihara, tetapi anak cucu orang-orang fasik akan Mazmur 14517TUHAN itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala Mazmur 1431Mazmur Daud. Ya TUHAN, dengarkanlah doaku, berilah telinga kepada permohonanku! Jawablah aku dalam kesetiaan-Mu, demi keadilan-Mu!14. Mazmur 1388TUHAN akan menyelesaikannya bagiku! Ya TUHAN, kasih setia-Mu untuk selama-lamanya; janganlah Kautinggalkan perbuatan tangan-Mu!16. Mazmur 1151Bukan kepada kami, ya TUHAN, bukan kepada kami, tetapi kepada nama-Mulah beri kemuliaan, oleh karena kasih-Mu, oleh karena setia-Mu!17. Ibrani 1023Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, 2 Tesalonika 35Kiranya Tuhan tetap menujukan hatimu kepada kasih Allah dan kepada ketabahan 2 Tesalonika 33Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang 1 Yohanes 19Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala 1 Tawarikh 1634Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih 1 Korintus 19Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah kumpulan ayat Alkitab tentang kesetiaan dari Tuhan kepada umat-Nya, juga kesetiaan yang wajib umat Kristen jaga kepada Tuhan. Dengan begitu bisa meningkatkan keimanan kamu dan percaya akan kebesaran-Nya. Baca Juga Kumpulan Ayat Alkitab tentang Kesembuhan, Obatnya Hati Gembira!
PENYIHIRTIDAK AKAN PERNAH BERUNTUNG Oleh Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdulmuhsin al-Badr Segala puji bagi Allâh Azza wa Jalla , kita memuja dan memuji kepada-Nya, memohon pertolongan dan memohon ampunan serta kita memohon perlindungan kepada-Nya dari kejahatan jiwa dan kejelekan amalan kita. Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allâh Subhanahu
“Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." Mat. 2820b Duka karena kehilangan Seorang gadis kecil yang kehilangan boneka kesayangannya biasanya akan menangis sedih. Bagi orang dewasa hal itu mungkin dianggap sepele, tapi bagi gadis kecil itu suatu masalah besar. Kehilangan sesuatu yang amat kita sayangi sungguh menyedihkan, saat orangtua kehilangan anak, istri kehilangan suami atau sebaliknya, saat ditinggal kekasih, kehilangan pekerjaan atau harta. Mengapa Engkau berdiam, Tuhan? Seperti anak minta tolong pada orangtuanya, kita pun sering berseru pada Bapa di Sorga mohon pertolonganNya. Namun, terkadang Tuhan seolah-olah berdiam diri. Doa yang kita panjatkan sepenuh hati seperti berlalu begitu saja tanpa jawaban. Anak kita yang sakit, tetap tidak sembuh. Tuhan seakan-akan meninggalkan kita dan tidak mau menolong. Kecewa, sedih, putus asa, dan marah kita berseru, “Tuhan, mengapa Engkau tidak peduli padaku? Bukankah aku selalu taat padaMu? Bukankah aku sudah melayaniMu dengan setia?” Bahkan raja Daud yang penuh urapan Tuhan pun menulis, “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku.” Maz. 222 Dimanakah Engkau? Seorang ibu menyaksikan anaknya berjuang melawan maut. Menangis, berdoa, berseru mohon pertolongan Tuhan, namun ajal tetap merenggut anak itu. Dalam deraian airmata, dia berbisik, “Dimanakah Engkau, Tuhan, ketika aku membutuhkanMu?” Seorang penginjil pergi ke Afrika. tapi hanya berhasil mengajak seorang anak kecil ikut Sekolah Minggu. Istrinya meninggal dunia. Penuh kemarahan dan kecewa, penginjil itu pulang ke negaranya. Membenci Tuhan dan hidup mabuk-mabukan. Saat berusia 70 tahun terbaring stroke, anaknya yang dibesarkan sahabatnya di Afrika, datang menjenguknya dan memberitahu bahwa anak kecil yang dulu ikut Sekolah Minggu, telah menjadi penginjil besar di Afrika dan memiliki puluhan ribu jemaat. Mendirikan banyak pos penginjilan, sekolah Alkitab, dan rumah sakit. Mendengar berita itu, penginjil tadi terhibur hatinya dan kembali menerima Yesus menjelang akhir hidupnya. Apakah Tuhan sungguh ada? Seorang wanita Kristen melayani di pedalaman Amerika Latin. Suatu hari desa itu diserbu gerombolan komunis. Wanita itu bersembunyi dan mohon perlindungan Tuhan, tapi dia ketahuan lalu diperkosa. Dengan sedih, kecewa, dan marah dia berkata, “Kini aku sadar Tuhan tidak ada sebab ternyata Dia tidak menolongku.” Lalu dia menjadi ateis. Bunda Teresa, seorang tokoh kemanusiaan, saat melihat penderitaan luar biasa yang dialami kaum miskin di Kalkuta, merasa tidak tahan lagi sehingga menulis dalam buku renungannya, “Tuhan, apakah Engkau sungguh-sungguh ada? Mengapa Kau biarkan semua penderitaan ini terjadi?” Belajar dari orang lain Saat menghadapi masalah yang menekan, iman bisa goyah. Tidak yakin lagi dengan kasih dan penyertaan Tuhan dalam kehidupan kita. Namun marilah kita belajar dari pernyataan iman beberapa orang yang tetap memiliki iman teguh dalam Tuhan. Orang yang teguh imannya Di hadapan peti jenazah putranya, seorang ibu lain dengan sedih berkata, “Tuhan, Kau yang memberi, Kau yang mengambil. Kuserahkan anakku dalam lindungan kasihMu” Ibu itu amat kehilangan putranya, namun karena imannya yang teguh, dia mampu berkata seperti itu. Tiada hujatan, kemarahan, penuh kepasrahan, dan tanpa tuntutan. Dia tahu anaknya berada di tangan Allah yang penuh kasih sehingga dia tidak perlu larut dalam duka. Viktor Frankl seorang psikiater Yahudi tinggal di Austria. Ketika Nazi menyerbu negara itu, ia ditangkap dan dikirim ke kamp konsentrasi. Dia kehilangan istri yang sedang hamil, orangtua dan saudaranya. Dia amat menderita, namun tetap beriman pada Tuhan. Di kamp itu, dia menguatkan sesama tahanan. Dia dan temannya menolong tahanan lain dan membagikan roti jatahnya yang sedikit. Dalam penderitaan itu, iman dan kasihnya semakin nyata. Ketika bebas, dia berhasil meraih gelar doktor, menulis 150 buku dalam 15 bahasa, mendirikan Sekolah Psikoterapi Wina Ketiga. Pada usia 85 tahun menjadi profesor neurologi dan psikiatri dan menerima 29 gelar doktor kehormatan. Meninggal pada usia 92 tahun. Sungguh orang-orang yang amat teguh imannya Tokoh yang imannya teguh Ayub mengalami penderitaan luar biasa. Semua anaknya mati, harta habis, istri menegurnya, ia pun menderita penyakit. Tapi dia mampu berkata, "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!" Ayub 121 Stefanus bahkan dihukum rajam, tapi dalam kesakitannya, dia mampu berdoa, “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!" Dan dengan perkataan itu meninggallah ia.” Kis. 760 Tuhan tidak pernah tinggalkan Pada saat ini mungkin ada yang merasa sedih, kecewa, bahkan marah pada Tuhan karena Dia tidak segera memberi pertolongan. Ingatlah, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Dia pun sedang bersedih bersamamu. Bukalah hatimu menerima penghiburan Tuhan sehingga menyegarkan dan menguatkan kembali hatimu. Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Dia selalu menyertai kita. Teguhkanlah imanmu. Amin. Yohannes Lie, Heartline, Jumat 14 Juni 2013GPdI Sukadana Baru, Joko Sulistiono, Minggu 25 September 2022
Diatidak pernah meninggalkan kita sesaatpun dan Dia selalu berada bersama kita, dan siap sedia menolong kita. ADVERTISEMENT. II. Isi. A. Allah Tidak Pernah Meninggalkan Kita. Ilustrasi: Dia akan dibawa jauh ke tengah-tengah hutan. Ketika hari sudah mulai gelap, tutup mata anak itupun akan dibuka, dan orang dewasa yang membawanya itu akan
أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَآوَىٰ “Bukankah Dia mendapati engkau yatim piatu, lalu Ia memberikan perlindungan?” وَوَجَدَكَ ضَالًّا فَهَدَىٰ “Dan didapatiNya engkau mencari-cari jalan yang benar, lalu Ia memberikan hidayah petunjuk dengan wahyu – Al-Quran?” Apabila diselami makna ayat di sebalik surah Ad-Dhuha ayat 6 dan 7 di atas, kita dapat melihat bahawa ia diturunkan kepada Nabi SAW apabila Allah tidak menurunkan apa-apa wahyu kepadanya selama enam bulan. Baginda pun mula berfikir dan timbul rasa runsing – Adakah Allah sudah membencinya? Atau adakah Allah tidak mahu Baginda menjadi nabi lagi. Ayat di atas merupakan kalimat pembuktian yang Allah katakan kepada Baginda bahawa – Allah telah melindungi dan menjaga Baginda bermula daripada lemah dan tidak berdaya sehingga ke saat itu. Dan Allah kurniakan hidayah serta petunjuk kepadanya untuk terus berada di jalanNya. sedangkan pada saat itu Baginda takut dan risau kerana tidak mengetahui apa-apa. Pernah Anda Rasa Sedih? Setiap orang pernah rasa sedih. Tapi bagaimana seseorang itu mengawal kesedihan itulah yang membezakan keadaan dan situasi. Ada orang yang tenggelam dalam kesedihan. Dia beranggapan bahawa tiada manusia yang menyayanginya. Tiada yang peduli akan keadaan dirinya. Lupakah kita bahawa sebelum Allah datangkan kesedihan itu, Allah juga pernah memberikan kesenangan kepada anda? Allah pernah ukirkan senyuman di bibir anda. Tapi, Allah tarik sejenak kenikmatan tersebut untuk menguji manusia. Sebab apa ujian itu hadir? Sebab Allah ingin dekatkan hati kita sentiasa kepadaNya. Bila kita lalai sedikit, Allah jentik hati kita untuk kembali kepada landasan. Yang paling penting ialah supaya kita tidak terbabas. Adakah kita lupa bahawa kita ini manusia yang dilahirkan dalam keadaan tiada apa-apa. Sifat manusia itu lemah dan kita ini ialah manusia yang tidak berdaya. Kemudian, Allah angkat kita menjadi makhluk yang mulia dan yang terbaik. Allah berikan kepada kita kekuatan untuk hidup di muka bumi ini. Semua itu merupakan pemberian dari Allah kepada hamba-hambaNya sebagai bukti Allah tidak pernah lupakan kita. Jika anda merasakan manusia di dunia ini tidak peduli akan anda, jika anda merasakan bahawa mereka boleh meninggalkan anda pada bila-bila masa – berbeza dengan Allah. Kerana Allah tidak akan pernah meninggalkan hambaNya. Pada akhirnya, setiap makhluk itu akan kembali kepadaNya jua. Justeru, jangan beratkan kepala anda dengan permasalahan manusia sekeliling yang seolah-olah tidak pedulikan anda atau tiada yang menyanyangi anda. Sebenarnya, dalam kita tidak tahu, ramai lagi manusia yang sentiasa mendoakan anda dalam diam dan mengharapkan agar anda sentiasa diberi kekuatan. Contohnya, ibu anda sendiri atau sahabat karib anda. Yang paling penting ialah, jangan letakkan hati anda kepada manusia, tetapi letaklah ia sepenuhnya kepada Allah. Wallahu a’alam. Kongsikan Artikel Ini Nabi Muhammad berpesan, “sampaikanlah dariku walau satu ayat” dan “setiap kebaikan adalah sedekah.” Apabila anda kongsikan artikel ini, ia juga adalah sebahagian dari dakwah dan sedekah. Insyallah lebih ramai yang akan mendapat manafaat. Fizah Lee Merupakan seorang graduan Universiti Islam Antarabangsa Malaysia dalam bidang Bahasa Melayu untuk Komunikasi Antarabangsa. Seorang yang suka membaca bahan bacaan dalam bidang sejarah dan motivasi
Alkitabtidak pernah memakai doktrin kedaulatan Allah untuk meremehkan doa atau upaya manusia, yang benar justru sebaliknya. Karena Allah dapat campur tangan, kita harus berdoa dan berupaya. Doktrin ini tidak pernah dipakai untuk mengesahkan Allah sebagai sumber kejahatan. Hal ini jelas dibantah dalam Yakobus 1:13 dan banyak bagian Alkitab lain.
Pertanyaan Jawaban Sederhananya, tidak, Roh Kudus tidak akan pernah meninggalkan orang percaya sejati. Ini diungkapkan dalam banyak bagian yang berbeda dalam Perjanjian Baru. Misalnya, Roma 8 9 memberi tahu kita, “... jika ada orang yang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus." Ayat ini dengan sangat jelas menyatakan bahwa jika seseorang tidak memiliki kehadiran Roh Kudus yang tinggal di dalam dirinya, maka orang itu tidak diselamatkan. Karena itu, jika Roh Kudus meninggalkan orang percaya, orang itu akan kehilangan hubungan yang menyelamatkan dengan Kristus. Namun ini bertentangan dengan apa yang Alkitab ajarkan tentang keamanan kekal orang Kristen. Ayat lain yang berbicara tentang keabadian dari kehadiran Roh Kudus yang menetap di dalam kehidupan orang-orang percaya adalah Yohanes 1416. Di sini Yesus menyatakan bahwa Bapa akan memberikan Penolong lain "untuk menyertai kamu selamanya." Fakta bahwa Roh Kudus tidak akan pernah meninggalkan orang percaya juga terlihat dalam Efesus 1 13-14 di mana orang percaya dikatakan "dimeteraikan" dengan Roh Kudus, "yang adalah jaminan jaminan warisan kita sampai penebusan mereka yang ada Milik Allah — untuk memuji kemuliaan-Nya. ”Gambar dimeteraikan dengan Roh adalah milik dan milik. Allah telah menjanjikan hidup yang kekal kepada semua orang yang percaya kepada Kristus, dan sebagai jaminan bahwa Ia akan menepati janji-Nya, Ia telah mengirim Roh Kudus untuk berdiam di dalam orang percaya sampai hari penebusan. Mirip dengan membuat uang muka pada mobil atau rumah, Allah telah menyediakan semua orang percaya dengan uang muka pada hubungan masa depan mereka dengan-Nya dengan mengirimkan Roh Kudus untuk tinggal di dalam mereka. Fakta bahwa semua orang percaya dimeteraikan dengan Roh juga terlihat dalam 2 Korintus 122 dan Efesus 430. Sebelum kematian, kebangkitan, dan kenaikan Kristus ke surga, Roh Kudus memiliki hubungan "datang dan pergi" dengan orang-orang. Roh Kudus mendiami Raja Saul, tetapi kemudian pergi darinya 1 Samuel 1614. Sebaliknya, Roh turun ke atas Daud 1 Samuel 1613. Setelah perzinahannya dengan Batsyeba, Daud takut bahwa Roh Kudus akan diambil darinya Mazmur 5111. Roh Kudus memenuhi Bezalel untuk memungkinkannya menghasilkan barang-barang yang dibutuhkan untuk tabernakel Keluaran 31 2-5, tetapi ini tidak digambarkan sebagai hubungan yang permanen. Semua ini berubah setelah kenaikan Yesus ke surga. Dimulai pada hari Pentakosta, Roh Kudus mulai tinggal secara permanen di antara orang-orang percaya Kisah Para Rasul 2. Berdiamnya Roh Kudus secara permanen adalah penggenapan janji Allah untuk selalu bersama kita dan tidak pernah meninggalkan kita. Sementara Roh Kudus tidak akan pernah meninggalkan orang percaya, adalah mungkin bagi dosa kita untuk “memadamkan Roh Kudus” 1 Tesalonika 519 atau “mendukakan Roh Kudus” Efesus 430. Dosa selalu memiliki konsekuensi dalam hubungan kita dengan Tuhan. Sementara hubungan kita dengan Allah aman di dalam Kristus, dosa yang tidak diakui dalam hidup kita dapat menghalangi persekutuan kita dengan Allah dan secara efektif memadamkan kerja Roh Kudus dalam hidup kita. Itulah sebabnya sangat penting untuk mengakui dosa-dosa kita karena Allah “setia dan adil dan akan mengampuni dosa-dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” 1 Yohanes 1 9. Jadi, sementara Roh Kudus tidak akan pernah meninggalkan kita, manfaat dan sukacita dari kehadiran-Nya sebenarnya dapat menyimpang dari kita. English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Akankah Roh Kudus meninggalkan orang percaya?
Jawabannyabegini, Allah kita adalah Allah yang Maha Tegas dan Konsekuen. Jika Allah mengampuni manusia begitu saja, maka aturan yang Allah buat tentu sangat mudah dipermainkan. Lagipula, jika terjadi demikian, maka Allah membuktikan diri-Nya tidak tegas dan tidak konsekuen sehingga bisa dipermainkan (Galatia 6:7). Lalu, apa hukuman atas dosa?
Ketika Adam dan Hawa dengan sukarela datang dalam kefanaan, mereka tahu dunia Telestial ini akan berisikan semak duri dan rumput duri serta masalah dari setiap jenisnya. Meskipun demikian, mungkin kesadaran paling menantang mereka adalah bukan kesulitan atau bahaya yang akan mereka hadapi namun kenyataan bahwa mereka sekarang jauh dari Allah, terpisah dari-Nya yang kepadanya mereka telah hidup dan bercakap-cakap, yang telah memberi mereka nasihat secara langsung. Setelah pilihan yang sadar ini, sebagaimana catatan tentang penciptaan menyatakan, “mereka tidak melihat Dia; sebab mereka dikucilkan dari hadirat-Nya.”1 Di antara hal-hal lain yang pasti membebani mereka, sesungguhnya inilah yang paling berat. Tetapi Allah mengetahui tantangan yang akan mereka hadapi, dan Dia pastilah tahu bagaimana kesepian dan masalah yang akan kadang-kadang mereka rasakan. Oleh karena itu Dia mengawasi terus-menerus keluarga fana-Nya, senantiasa mendengar doa-doa mereka, dan mengutus para nabi dan kemudian para rasul untuk mengajar, menasihati, dan membimbing mereka. Namun dalam saat-saat kebutuhan khusus, Dia mengutus para malaikat, utusan ilahi, untuk memberkati anak-anak-Nya, meyakinkan mereka bahwa surga selalu sangat dekat dan bahwa bantuan-Nya selalu sangat dekat. Sesungguhnya, tidak lama setelah Adam dan Hawa mendapati diri mereka di dunia yang sepi dan suram, seorang malaikat menampakkan diri kepada mereka,2 yang mengajarkan kepada mereka makna pengurbanan dan peranan kurban penebusan Penebus yang dijanjikan yang akan datang. Ketika waktu untuk kedatangan Juruselamat sudah dekat, seorang malaikat diutus untuk memberi tahu Maria bahwa dia akan menjadi ibu dari Putra Kemudian para malaikat diperintahkan untuk menyanyi pada malam bayi Yesus Tidak lama setelah itu seorang malaikat memberi tahu Yusuf bahwa bayi yang baru dilahirkan terancam bahaya dan bahwa keluarga kecil ini harus pergi ke Mesir agar Ketika keadaan aman untuk pulang, seorang malaikat menyampaikan pesan kepada keluarga itu dan ketiganya pulang ke negeri asal Sejak permulaan pada masa kelegaan berikutnya Allah telah menggunakan para malaikat sebagai duta- Nya dalam menyatakan kasih serta kepedulian bagi anak-anak-Nya. Waktu yang saya miliki untuk berbicara di sini tidak mengizinkan bahkan sebuah pengamatan pun tentang tulisan suci atau sejarah zaman akhir kita sendiri, yang banyak dipenuhi dengan kisah tentang para malaikat yang melayani kepada mereka di bumi, namun ajaran itu sangat berharga dan di situ terdapat banyak contohnya dalam sejarah. Biasanya makhluk semacam itu tidak terlihat. Kadang-kadang mereka terlihat. Namun terlihat atau tidak terlihat, mereka senantiasa dekat. Kadang-kadang tugas mereka sangat besar dan penting bagi seluruh dunia. Kadang-kadang pesannya lebih pribadi. Kadang-kadang tujuan utusan ilahi itu adalah untuk memperingatkan. Namun paling sering adalah untuk menghibur, menyediakan berbagai jenis perhatian yang penuh belas kasih, bimbingan di saat-saat sulit. Ketika dalam mimpi Lehi dia mendapati dirinya berada di tempat yang menakutkan, “gelap dan suram,” sebagaimana dia menguraikannya, dia bertemu seorang malaikat, “seorang laki-laki … mengenakan jubah putih; … ia berbicara kepadaku,” Lehi mengatakan, “dan meminta aku mengikutinya.”7 Lehi mengikutinya menuju keamanan dan akhirnya ke jalan keselamatan. Di jalan kehidupan kita semua mengalami saat-saat di tempat yang “gelap dan suram,” padang belantara, keadaan sedih atau takut atau kecewa. Zaman kita sekarang ini dipenuhi dengan penderitaan yang mendunia akan krisis ekonomi, masalah energi, serangan teroris, dan bencana alam. Ini menyebabkan keprihatinan individu dan keluarga bukan hanya mengenai rumah dimana kita tinggal dan makanan yang tersedia untuk dimakan, tetapi juga keselamatan kesejahteraan akhir anak-anak kita dan nubuat-nubuat zaman akhir mengenai planet kita. Yang lebih serius daripada ini—dan kadang-kadang berkaitan dengan hal itu—adalah masalah kemerosotan etika, moral, dan rohani yang terlihat dalam masyarakat besar maupun kecil, di dalam negeri maupun di luar negeri. Namun saya bersaksi bahwa para malaikat masih diutus untuk membantu kita, bahkan sebagaimana mereka diutus untuk membantu Adam dan Hawa, untuk membantu para nabi, dan juga membantu Juruselamat dunia Sendiri. Matius mencatat dalam Injilnya bahwa setelah Setan menggoda Kristus di padang belantara “malaikat-malaikat datang melayani Yesus.”8 Bahkan Putra Allah, Allah Sendiri, telah membutuhkan penghiburan ilahi selama kehidupan-Nya dalam kefanaan. Dan demikianlah pelayanan semacam itu akan menjadi milik orang-orang saleh sampai akhir zaman. Sebagaimana yang Mormon katakan kepada putranya, Moroni, yang kelak akan menjadi malaikat “Apakah hari kemukjizatan telah berhenti?” Atau apakah para malaikat telah berhenti menampakkan diri kepada anak-anak manusia? Atau apakah Ia telah menahan kuasa Roh Kudus dari mereka? Atau apakah Ia akan melakukan ini selama waktu akan berlangsung, atau selama bumi masih ada, atau selama akan ada seorang di atas permukaan bumi untuk diselamatkan? Lihatlah kukatakan kepadamu Tidak, karena … oleh iman para malaikat memperlihatkan diri dan melakukan pelayanan terhadap manusia … Karena lihatlah, mereka tunduk kepada [Kristus] untuk melayani berdasarkan perkataan perintah-Nya, dan memperlihatkan diri mereka kepada orang-orang yang beriman kuat dan berpikiran tetap dalam setiap bentuk hidup yang saleh.”9 Saya meminta semua orang yang mendengar suara saya untuk merasakan, untuk dipenuhi dengan iman, dan mengingat Tuhan telah mengatakan bahwa Dia akan “melakukan pertempuran [kita] … pertempuran anak-anak [kita], dan [pertempuran] anak cucu mereka.”10 Dan apa yang kita lakukan untuk menghargai pertahanan semacam itu? Kita harus “[men]carilah dengan tekun, berdoalah selalu dan percayalah. [Kemudian] segala hal akan berlangsung bagi kebaikan [kita], jika [kita] hidup tak bercela dan mengingat perjanjian yang telah [kita] saling janjikan.”11 Zaman akhir ini bukanlah zaman untuk takut dan gemetar. Itu adalah zaman untuk menjadi percaya dan mengingat perjanjian-perjanjian kita. Saya telah berbicara di sini tentang bantuan surgawi, tentang para malaikat yang diutus untuk memberkati kita di saat-saat membutuhkan. Namun ketika kita berbicara tentang mereka yang menjadi alat di dalam tangan Allah, kita diingatkan bahwa tidak semua malaikat berasal dari dunia roh dan surga. Beberapa dari mereka yang bersamanya kita hidup dan berbicara—di sini, sekarang ini, setiap hari. Beberapa dari mereka tinggal di lingkungan huni kita. Beberapa dari mereka melahirkan kita, dan dalam banyak hal, salah satu dari mereka menikahi kita. Sesungguhnya surga tidak pernah lebih dekat daripada ketika kita melihat kasih Allah diwujudkan dalam kebaikan hati dan pengabdian dari orang-orang yang sedemikian banyak dan sedemikian murni sehingga “sebutan malaikat” hanyalah kata yang muncul di benak. Penatua James Dunn, dari mimbar ini hanya beberapa saat lalu, menggunakan kata-kata ini dalam doa pembukanya untuk menjelaskan paduan suara Pratama ini—dan mengapa tidak? Dengan semangat, wajah, dan suara anak-anak itu dalam benak kita dan di depan mata kita, izinkan saya membagikan kepada Anda sebuah kisah tentang teman dan kolega BYU saya, almarhum Clyn D. Barrus. Saya melakukannya dengan izin dari istrinya, Marilyn, serta keluarga mereka. Merujuk ke masa kanak-kanaknya di sebuah pertanian besar di Idaho, Brother Barrus berbicara mengenai tugas malamnya untuk mengumpulkan sapi-sapi pada saat pemerahan susu. Karena sapi-sapi itu merumput di ladang yang dibatasi dengan Sungai Teton yang sering kali berbahaya, peraturan ketat dalam keluarga Barrus adalah bahwa selama musim banjir di musim semi anak-anak tidak boleh pergi untuk mencari sapi yang pergi menyeberangi sungai. Mereka akan selalu pulang dan mencari bantuan orang dewasa. Pada hari Sabtu setelah ulang tahunnya yang ketujuh, orang tua Brother Barrus menjanjikan kepada keluarga untuk nonton bioskop bersama jika tugas sehari-hari di rumah dikerjakan tepat waktu. Namun ketika Clyn kecil tiba di padang rumput, sapi-sapi yang dicarinya telah menyeberangi sungai, meskipun airnya setinggi saat banjir. Mengetahui malam khususnya di bioskop terancam, dia memutuskan untuk mencari sapi-sapi itu sendirian, meskipun dia telah banyak diperingatkan untuk tidak melakukannya. Sewaktu anak berusia tujuh tahun ini memaksa kuda tuanya, Banner, untuk masuk ke sungai yang dingin dan deras, kepala kuda itu saja yang terlihat dari air. Seorang dewasa yang duduk di atas kuda itu mungkin akan selamat, tetapi di usia belia Brother Barrus, arus benar-benar akan menenggelamkannya kecuali apabila kuda itu bergerak ke depan beberapa kali, yang membuat kepala Clyn muncul ke atas air cukup untuk mendapatkan udara. Sekarang saya ingin mengulangi kata-kata Brother Barrus sendiri “Ketika Banner akhirnya naik ke tepi lainnya, saya menyadari bahwa nyawa saya dalam bahaya dan bahwa saya telah melakukan hal yang berbahaya—saya dengan sengaja telah tidak mematuhi ayah saya. Saya merasa bahwa saya dapat menyelamatkan diri sendiri hanya dengan membawa sapi-sapi itu pulang dengan selamat. Mungkin nanti ayah saya akan memaafkan saya. Namun hari telah senja, dan saya tidak tahu dengan pasti dimana saya berada. Kekecewaan meliputi diri saya. Saya basah kuyub dan kedinginan, tersesat dan ketakutan. Saya turun dari Banner tua, menjatuhkan diri ke tanah, dan mulai menangis. Di antara isak tangis ini, saya berusaha untuk berdoa, mengulang terus-menerus kepada Bapa Surgawi di Surga, Saya minta maaf. Ampunilah saya! Saya minta maaf. Ampunilah saya!’ Saya berdoa lama sekali. Ketika saya akhirnya menengadah, saya melihat melalui air mata saya seseorang berpakaian putih berjalan ke arah saya. Dalam kegelapan, saya merasa yakin itu pastilah seorang malaikat yang diutus untuk menjawab doa saya. Saya tidak bergerak ataupun bersuara sewaktu orang itu mendekat, saya sedemikian tercengang dengan apa yang saya lihat. Apakah Tuhan sungguh-sungguh mengutus seorang malaikat kepada saya, yang telah sedemikian tidak patuh? Kemudian sebuah suara yang saya kenal berkata, Nak, Ayah telah mencarimu.’ Dalam kegelapan saya mengenali suara ayah saya dan berlari dalam pelukannya. Dia memeluk saya erat-erat, lalu dengan lembut berkata, Ayah cemas. Ayah senang bisa menemukanmu.’ Saya berusaha untuk mengatakan kepadanya betapa saya menyesal, namun hanya sepatah dua kata yang keluar dari mulut saya karena terbata-bata—Terima kasih … kegelapan … ketakutan … sungai … kesepian.’ Kemudian di malam itu saya tahu bahwa ketika saya tidak pulang dari padang rumput, ayah saya akan datang mencari saya. Ketika saya ataupun sapi-sapi itu tidak ditemukan, dia tahu saya telah menyeberangi sungai dan berada dalam bahaya. Karena hari sudah gelap dan waktunya mendesak, dia mengganti bajunya dengan baju dalam hangatnya yang panjang, mengikatkan sepatunya di sekitar lehernya, dan berenang menyeberangi sungai yang berbahaya untuk menyelamatkan anaknya yang tidak patuh.”12 Brother dan sister yang terkasih, saya bersaksi tentang para malaikat, baik malaikat surgawi maupun duniawi. Dalam melakukannya saya merasa puas bahwa Allah tidak pernah meninggalkan kita sendirian, tidak pernah meninggalkan kita tanpa bantuan dalam tantangan-tantangan yang kita hadapi. “Apakah Ia akan melakukan ini selama waktu akan berlangsung, atau selama bumi masih ada, atau selama akan ada seorang [atau wanita atau anak] di atas permukaan bumi untuk diselamatkan.”13 Kadang- kadang, secara umum atau pribadi, kita mungkin merasa kita jauh dari Allah, tertutup dari surga, tersesat, kesepian di tempat yang gelap dan suram. Cukup sering bahwa kesedihan dapat terjadi karena kita buat sendiri, namun bahkan kemudian Bapa kita semua mengawasi dan membantu kita. Dan senantiasa ada para malaikat yang datang dan pergi ke sekitar kita, terlihat maupun tidak terlihat, mengetahui maupun tidak mengetahui, fana maupun baka. Semoga kita semua percaya lebih siap dalam, dan memiliki lebih banyak rasa syukur untuk, janji Tuhan sebagaimana terdapat dalam salah satu tulisan suci favorit Presiden Monson “Aku akan pergi ke mukamu. Aku akan berada di sebelah kananmu, … Roh-Ku akan ada di [hati]mu, dan para malaikat-Ku akan berada di sekelilingmu untuk menghibur kamu.”14 Dalam proses berdoa memohon agar para malaikat itu menyertai kita, semoga kita semua berusaha menjadi sedikit lebih seperti malaikat—dengan perkataan yang baik, lengan yang kuat, pernyataan iman dan “perjanjian yang melaluinya [kita] telah berjanji.”15 Barangkali nanti kita dapat menjadi wakil yang diutus dari Allah ketika seseorang, barangkali seorang anak Pratama, menangis dalam “Kegelapan … ketakutan … sungai … kesepian.” Untuk hal ini, saya berdoa dalam nama kudus Yesus Kristus, amin.
Apabilakita meninggalkan suatu keburukan karena Allah, maka Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik. Ah.. Merokok makruh, saya tinggalkan toh ada jus jambu. Riba haram, saya tinggalkan. Kematian bisa datang sewaktu-waktu yang kita tidak akan pernah bisa mengetahuinya. Demi Allah kita akan menyesal kalau belum sempat
Yohanes 211-25 Ayat 3 Kata Simon Petrus kepada mereka “Aku pergi menangkap ikan.” Kata mereka kepadanya “Kami pergi juga dengan engkau.” Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. Setelah peristiwa yang menyedihkan dan membuat keadaan berduka yaitu guru yang mereka kasihi mati disalibkan dan tidak bersama dengan mereka lagi, Simon Petrus memutuskan untuk menangkap ikan bersama teman-temannya yang lain. Setelah Yesus tiada mereka mengalami kekosongan hidup. Tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan. Mereka kembali ke pekerjaan lama mereka sebagai nelayan. Mereka tidak tahu bahwa kematian Yesus adalah jalan menuju kehidupan dan pemulihan untuk mereka dan juga untuk orang-orang percaya. Ketika hari mulai siang dan kondisi mereka lelah karena semalaman menangkap ikan dan tidak ada satu ekorpun ikan yang berhasil ditangkap. Tiba-tiba Yesus berkata kepada mereka dari tepi pantai untuk menebarkan jala dan mereka melakukan apa yang diperintahkan-Nya. Ketika diangkat jalanya ternyata penuh dengan ikan. Kehadiran Yesus memulihkan kembali kondisi mereka dan jala mereka penuh dengan ikan. Jangan biarkan hati dan perasaan kita dipermainkan si iblis yang berkata bahwa Tuhan sudah meninggalkan kita serta tidak bersama kita lagi sehingga hati kita mengalami kekosongan dan kita kembali kepada kehidupan lama. Ada kalanya Tuhan membiarkan kita “sepertinya” seorang diri dan dalam pergumulan. Tetapi di balik semua itu YESUS SENANTIASA BERSAMA DENGAN KITA DAN TURUT BEKERJA DALAM KITA SERTA BERJANJI SEMUANYA AKAN MENDATANGKAN KEBAIKAN BAGI SETIAP KITA YANG PERCAYA PADA-NYA ROM. 828; TETAP PERCAYA, TUHAN TIDAK PERNAH MENINGGALKAN KITA. Tuhan memberkati. DOA Tuhan, bagaimanapun kondisi saya saat ini, saya tetap percaya Tuhan tidak pernah meninggalkan saya. Dalam nama Tuhan Yesus, Amin.

Lukas1:37. " Sebab tidak ada perkataan dari Tuhan yang akan gagal." (NIV) 2 Timotius 2:13. Jika kita tidak percaya, dia tetap setia-kerana dia tidak dapat menafikan dirinya. (ESV) Sebagai anak-anak Allah, kita dapat berdiri teguh dalam iman kita. Perjanjian Allah dengan kita tidak akan gagal. FirmanNya adalah sempurna, betul, benar.

”Karena Allah telah berfirman “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.“ Ibrani 135 KEMANAKAH kecondongan pikiran saya? Apakah berpaling pada firman Allah atau pada ketakutan saya sendiri? Apakah saya sekedar mengulangi apa yang Allah firmankan, ataukah saya belajar untuk benar-benar mendengar Dia, lalu meresponnya setelah saya mendengar apa yang Ia katakan? “Karena Allah telah berfirman, Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau. ”. Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata, ” Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?” Ibrani 135-6. “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau …“ Allah tidak membiarkan kita untuk alasan apa pun tidak dosa, tidak keakuan, tidak kedegilan atau ketidak-patuhan atau ketidak-setiaan saya. Sudahkah saya benar-benar mempersilakan Allah berkata kepada saya bahwa Dia sekali-kali tidak akan membiarkan saya? Jika saya benar-benar belum mendengar kepastian dari Allah ini, maka biarlah saya mendengarkannya lagi. “Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” Terkadang, yang membuat saya berpikir Allah akan meninggalkan saya bukan kesulitan hidup, melainkan rutinitas hidup yang menjemukan. Ketika tidak ada kesulitan besar untuk dihadapi, tidak ada visi yang diterima, tidak ada yang luar biasa atau yang indah — hanya kegiatan rutinitas sehari-hari — apakah saya mendengar kepastian Allah bahkan dalam keadaan seperti ini? Kita mempunyai pemikiran bahwa Allah akan melakukan hal yang luar biasa — menyiapkan dan memperlengkapi kita untuk tugas luar biasa di masa mendatang. Akan tetapi, sementara kita bertumbuh dalam anugerah-Nya kita mendapati bahwa Allah menyatakan kemuliaan-Nya disini dan sekarang, dalam menit-menit ini juga, bukan nanti. Jika kita mempunyai kepastian bahwa Allah mengikuti hidup kita, maka kekuatan yang paling mengagumkan menjadi milik kita dan kita belajar menyanyi, memuliakan Dia bahkan dalam hari-hari biasa dan cara-cara hidup yang biasa-biasa. Alkitab setahun 2 Khronika 21-22; Johanes 14 mu150614
BerdiamnyaRoh Kudus secara permanen adalah penggenapan janji Allah untuk selalu bersama kita dan tidak pernah meninggalkan kita. Sementara Roh Kudus tidak akan pernah meninggalkan orang percaya, adalah mungkin bagi dosa kita untuk “memadamkan Roh Kudus” (1 Tesalonika 5:19) atau “mendukakan Roh Kudus” (Efesus 4:30). Dosa selalu memiliki
Perlubagi saya untuk menegaskan ini, bahwa jawaban dari doa yang kita naikkan kepada Allah tidak harus selalu seperti yang kita pikirkan atau inginkan, tetapi pasti bahwa Allah memberi yang terbaik bagi kita. (Bandingkan dengan Elia dalam Yakobus 5:17-18; 1 Raja-raja 17). mereka tidak pernah meninggalkan saya lagi! Itulah bukti kebenaran cTMtHL.
  • hqe79o6i9w.pages.dev/103
  • hqe79o6i9w.pages.dev/781
  • hqe79o6i9w.pages.dev/139
  • hqe79o6i9w.pages.dev/820
  • hqe79o6i9w.pages.dev/405
  • hqe79o6i9w.pages.dev/483
  • hqe79o6i9w.pages.dev/400
  • hqe79o6i9w.pages.dev/520
  • hqe79o6i9w.pages.dev/921
  • hqe79o6i9w.pages.dev/664
  • hqe79o6i9w.pages.dev/23
  • hqe79o6i9w.pages.dev/537
  • hqe79o6i9w.pages.dev/415
  • hqe79o6i9w.pages.dev/384
  • hqe79o6i9w.pages.dev/805
  • allah tidak pernah meninggalkan kita